Soe Hok Gie merupakan mahasiswa
Universitas Indonesia yang hidup dan beraktivitas selayaknya mahasiswa pada
umumnya, namun terselip perbedaan yang mendasar
pada dirinya, yaitu kemauan dan kepekaan kepada ideology bagi para
mahasiswa yang terus menerus terhimpit oleh rasa tertindas akibat kekuasaan
para pemimpin yang sewenang-wenang. Soe
Hok Gie adalah seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu
hebat, tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu
ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya, memperbaiki dan terus mencari
solusi terhadap keburukan suatu bangsa yang tercermin setidaknya pada lingkup
Universitas yang saat itu sebagai tolak ukur pergerakan mahasiswa di Indonesia.
Soe
Hok gie juga memiliki minat pemikiran yang luas dan mampu menyikapi persoalan
secara analisis dengan baik dan cenderung hitam-putih.
Sejak SMP watak untuk melawan kesewenang-wenangan sudah jelas terlihat jelas. Dalam catatannya dia mengemukakan bahwa seorang murid jangan seperti kerbau yang dicocok hidungnya karena takut akan nilai jelek yang diberikan oleh guru. Padahal sang murid tahu bahwa guru tersebut yang salah.
Sejak SMP watak untuk melawan kesewenang-wenangan sudah jelas terlihat jelas. Dalam catatannya dia mengemukakan bahwa seorang murid jangan seperti kerbau yang dicocok hidungnya karena takut akan nilai jelek yang diberikan oleh guru. Padahal sang murid tahu bahwa guru tersebut yang salah.
Gie adalah seorang yang gigih dan
berpegang teguh terhadap apa yang ia perjuangkan, menemukan dan memberikan
solusi-solusi atau gagasan yang realistis terhadap masalah dan apa yang
terjadi, oleh karna itu Gie merupakan kiblat ideologi perjuangan mahasiswa
Indonesia saat itu. Seorang yang rela mati-matian demi mempertahankan
argumennya dan rela berkorban demi kemajuan ideologi suatu golongan.
Keberanian
dan ketegasannya dalam menyuarakan “kebenaran menurutnya” inilah yang
menjadikan sosok Soe Hok-gie sebagai profil cendekiawan yang terus-menerus
gelisah. Ia tak tahan menyaksikan berbagai penderitaan yang dialami rakyat
Indonesia. Inilah bentuk nasionalisme yang nyata, keadilan sosial yang harus
ditegakkan. Banyak tulisan dengan analisisnya yang mendalam menyoroti berbagai
persoalan yang terjadi pada masa-masa krisis peralihan Orde Lama ke Orde Baru.
Disinilah Gie juga dianggap sebagai salah seorang tokoh kunci Angkatan ’66.
Cuplikan catatan Soe Hok Gie yang
mampu membuka gerbang pergerakan di sanubari mahasiswa adalah :
“Masih terlalu banyak mahasiswa
yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau
berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi, dan lain-lain. Setiap
tahun datang adik-adik dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban
baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.”
“Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.”
“Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.”
Nasionalisme
yang diperlihatkan Gie adalah nasionalisme yang telah melampaui jamannya. Kurun
1960an, nasionalisme dikalangan masyakat Indonesia beridentikan ormas, ras,
atau suku bangsa tertentu. Bagi masyarakat umum, nasionalisme sudah terisi
dengan melakukan cinta tanah air meskipun itu secara buta. Soe Hok-gie lain.
Bagi Gie, nasionalisme adalah kesadaran akan keadilan sosial bagi semua rakyat
Indonesia, sama seperti sila kelima Pancasila.
Soe Hok Gie dengan perjuangan dan
pergerakan idealisme “kemahasiswaannya” membawanya menembus tirani dan
“penjara” pemerintahan orde lama maupun orde baru. Merevolusi kesadaran itulah
sebenarnya yang mesti kita benahi jika masih meyakini bahwa merekonstrusi
perubahan ke arah yang lebih progresif adalah bagian dari salah satu tugas
intelektual seluruh mahasiswa.
Sebuah
tuntutan yang harus digulirkan kepada gerakan mahasiswa, adalah bagaimana
mengembalikan ruh idealisme gerakan mahasiswa pada hakekatnya. Sebagai
gerakan yang progresif, kritis dan independen, dengan begitu maka akan terwujud
dan terbangun tatanan demokrasi yang kita idamkan selama ini.
Karakter yang menarik dari semua aktivis gerakan mahasiswa adalah mereka yang memenuhi persyaratan :
Karakter yang menarik dari semua aktivis gerakan mahasiswa adalah mereka yang memenuhi persyaratan :
- Mempunyai prestasi akademik yang baik (IPK diatas rata-rata).
- Basic organisasi yang kuat, karena mengalami pengkaderan yang berjenjang dari tingkatannya, bukan aktivis instant yang hanya mengejar popularitas sesaat.
- Santun dalam bertingkah cerdas dalam berfikir (ahlakul kharimah), dan menjadi panutan mahasiswa lainnya.
- Mampu me-manage (mengatur) waktu, bukan waktu yang mengaturnya.
- Mampu menuangkan pokok pikiran dan ide-ide nya kedalam tulisan. Gerakan penyadaran tidak hanya dalam bentuk aksi jalanan melainkan dalam bentuk tulisan essai, tabloid, majalah, dan koran pelajar juga.
Jika anda sebagai mahasiswa
mempunyai semua kriteria seperti diatas, maka anda layak menyandang predikat sebagai
aktivis mahasiswa sejati. Jika belum, maka baiknya disarankan anda banyak
belajar, belajar dan belajar. Menjunjung tinggi ideologi dan hak-hak kita
sebagai mahasiswa untuk turut andil dalam memperbaiki keadaan yang mungkin
telah buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar